
Bambang Purwanto adalah Guru Besar Sejarah di Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Ia meraih gelar sarjana muda dan sarjana di bidang sejarah dari Universitas Gadjah Mada, dan kemudian melanjutkan studi magister di School of Oriental and African Studies (SOAS), University of London, dimana Professor Purwanto meraih gelar MA dalam Studi Asia Tenggara pada bidang Sejarah pada 1989 dan Ph.D dalam bidang Sejarah pada 1992. Selain karier akademiknya di Indonesia, Profesor Purwanto juga pernah menjabat selama satu dekade sebagai Guru Besar Luar Biasa di Universitas Leiden, memegang jabatan profesor dalam Sejarah Hubungan Indonesia-Belanda. Penelitiannya terutama berfokus pada sejarah sosial dan ekonomi Indonesia, tetapi keahliannya juga meluas ke historiografi dan studi warisan budaya. Publikasinya yang berjudul, “Gagalnya Historiografi Indonesiasentris?!”, merupakan karya yang berpengaruh dalam bidang historiografi. Professor Purwanto adalah editor buku “Sites, Bodies and Stories: Imagining Indonesian History” (NUS Press, 2015), bersama Susan Legene dari VU-Amsterdam dan Henk Schulte Nordholt dari KITLV-Leiden. Professor Purwanto juga merupakan editor buku “Revolutionary Worlds: Local Perspectives and Dynamics during the Indonesian Independence War, 1945–1949” (Amsterdam University Press, 2023), sebuah buku hasil program riset kolaboratif antara Indonesia dan Belanda, “Proclamation of Independence, Revolution and War in Indonesia”. Saat ini, Profesor Purwanto menjabat sebagai Pemimpin Program di New Futures for Indonesian Objects. Profesor Purwanto dapat dihubungi melalui: purwantougm@yahoo.co.uk.

Profesor Dr. Ihab Saloul merupakan salah satu pendiri sekaligus Direktur Penelitian di Amsterdam School for Heritage, Memory and Material Culture (AHM), University of Amsterdam. Ia juga menjadi salah satu pemimpin proyek New Futures for Indonesian Objects, dengan membawa keahlian mendalamnya dalam studi warisan budaya dan memori kolektif. Karya ilmiahnya mencakup bidang memori budaya, studi konflik, dan kajian museum, yang memungkinkan ia untuk terlibat secara mendalam dalam cara-cara sejarah dipertahankan, direpresentasikan, dan diperdebatkan. Profesor Saloul merupakan editor untuk dua seri buku, yaitu Heritage & Memory Studies (Amsterdam University Press/AUP) dan Palgrave Studies in Cultural Heritage and Conflict (Palgrave Macmillan). Ia juga merupakan salah satu pendiri dan Pemimpin Redaksi jurnal internasional akses terbuka yang telah melalui proses peer-review, yakni International Journal of Heritage, Memory and Conflict (HMC) yang diterbitkan oleh Amsterdam University Press (AUP). Beberapa publikasi terbarunya antara lain Martyrdom: Canonisation, Contestation and Afterlives (Amsterdam University Press, 2020), Catastrophe and Exile in the Modern Palestinian Imagination: Telling Memories (Palgrave Macmillan, 2012 / edisi cetak ulang 2018), dan Zoom In: Palestinian Refugees of 1948, Remembrances (Republic of Letters, 2011). Untuk informasi lebih lanjut, Profesor Saloul dapat dihubungi melalui email: I.A.M.Saloul@uva.nl.
WERELDMUSEUM
Dr. Sadiah Boonstra adalah sejarawan dan kurator yang berbasis di Jakarta, yang berkomitmen untuk merekonstruksi pemahaman terhadap narasi kolonial dan pascakolonial di kawasan Asia Pasifik dan Eropa. Selain perannya sebagai Peneliti Postdoktoral dalam proyek ini, ia juga merupakan Pendiri sekaligus Pemilik CultureLab Consultancy, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang layanan museum dan pameran yang beroperasi di Indonesia. CultureLab terlibat dalam konsorsium penelitian “Colonial Power and Knowledge,” yang fokus mengkaji masa kolonial Royal Netherlands Academy of Arts and Sciences. Sebelumnya, Dr. Boonstra pernah berkontribusi di berbagai institusi bergengsi, antara lain Indonesian Heritage Agency (IHA), Universitas Melbourne/Art Centre Melbourne, National Gallery Singapore, The British Museum/Royal Holloway University, serta Tropenmuseum. Baru-baru ini, buku yang ia sunting bersama Bronwyn Beech-Jones, Kate McGregor, Ken Setiawan, dan Abdul Wahid, berjudul Rethinking Histories of Indonesia: Experiencing, Resisting, and Negotiating Coloniality, diterbitkan oleh ANU Press dan dapat diakses melalui http://doi.org/10.22459/RHI.2025

Dr. Yulianti adalah dosen di Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Ia meraih gelar doktor dalam bidang sejarah melalui program PhD di Leiden University dan Universitas Gadjah Mada pada 2020. Disertasinya berfokus pada analisis peran keturunan Tionghoa serta berbagai jaringan dan lembaga dalam perkembangan agama Buddha pada masa akhir kolonial dan awal kemerdekaan Indonesia (1900-an hingga 1950-an). Naskah disertasinya baru-baru ini diterbitkan oleh Leiden University Press pada 2024. Karya-karyanya juga berupaya menempatkan Indonesia dalam perspektif historiografi Buddhisme di Asia Tenggara. Minat riset dan publikasinya mencakup topik Kolonialisme dan Agama di Indonesia, Buddhisme Maritim di Asia Tenggara, konsep agama, lingkungan di daerah pedesaan Jawa, serta Studi Warisan Religius dan Budaya Material. Ia juga menjadi co-editor dalam buku Revolutionary Worlds: Local Perspectives and Dynamics during the Indonesian Independence War, 1945-1949 (2023). Buku ini merupakan hasil kolaborasi antara proyek riset Indonesia “Proclamation of Independence, Revolution and War in Indonesia” dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dan kelompok riset Belanda dari proyek Studi Regional, yang berada di bawah payung program riset Independence, Decolonization, Violence and War in Indonesia, 1945-1950. Saat ini, Dr. Yulianti menjabat sebagai peneliti postdoktoral dalam proyek “Exploring New Futures for Indonesian Objects: Dismantling Colonial Knowledge Production and Recovering Lost Histories and Memories” (2025–2028). Dalam proyek ini, ia fokus pada pemulihan narasi multidimensional dari objek-objek religius hasil rampasan perang Lombok yang telah direpatriasi ke Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut, Dr. Yulianti dapat dihubungi melalui email: yulianti@ugm.ac.id.

Ayu Wulandari, M.A. adalah mahasiswa program doktoral dalam Program Doktor Humaniora di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Latar belakang akademiknya berakar pada kajian sejarah perempuan dan keluarga. Namun demikian, minat penelitiannya juga mencakup studi memori, yang telah ia dalami melalui partisipasi dalam berbagai dialog dan konferensi internasional terkait memori kolektif. Saat ini, risetnya berfokus pada studi warisan budaya, di mana ia mengeksplorasi isu-isu warisan dari perspektif sejarah dengan pendekatan interdisipliner. Dalam New Futures for Indonesian Objects, Ayu menjadi mahasiswa doktoral dibawah program sandwich antara UGM dan Universiteit van Amsterdam (UvA), yang fokus pada topik produksi memori kolektif Indonesia terkait Perang Lombok tahun 1894 dan objek-objek yang dijarah dari Istana Cakranegara. Untuk informasi lebih lanjut, Ayu dapat dihubungi melalui: ayuwulandari99@mail.ugm.ac.id.

Hizkirani Jatiningrum, S.IP. merupakan alumni Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada. Di luar bidang akademik, Hizkirani memiliki pengalaman praktis sebagai desainer digital, dengan keahlian dalam manajemen media, produksi konten, dan komunikasi visual. Secara akademis, minatnya terletak pada kajian media kontemporer, yang tercermin dalam skripsi sarjananya yang membahas wacana yang dibentuk oleh beauty influencer di media sosial. Dalam New Futures for Indonesian Objects, Hizkirani berperan sebagai mahasiswa magister dalam program sandwich antara UGM dan Universiteit van Amsterdam (UvA) dengan fokus pada media dan komunikasi terkait objek-objek yang dijarah dari Istana Cakranegara pada tahun 1894. Hizkirani dapat dihubungi melalui email: jatiningrumm@gmail.com.